Senin, 07 Oktober 2013

Wawancara Basa Sunda

Ngawawancara Tukang Cimol



Rosyta sareng Nadia : “Assalammu’alaikum”.
Mang Aus : “Wa’alaikumsalam”.
Rosyta       : “Punten mang, abdi  sareng rѐrѐncangan badѐ ngawawancara.
                      Kumargi Mang Aus nuju rengsѐ, wios abdi ngawawancara?”.
Mang Aus : “Oh, mangga , upami badѐ tumaros mah, nѐng”.
Rosyta       : “Abdi tѐh hoyong terang, tos sabaraha taun Mang Aus icalan   
                      di sakola ieu?”.
Mang Aus : “Tos 5 taun , ti taun 2007”.
Nadia        : “Kumaha prak-prakkan Mang Aus tiasa icalan di dieu?”.
Mang Aus : “Prak-prakkan icalan mah, ngawitan neraskeun pun bapa anu icalan
                     di dieu, da tos sepuh”.
Nadia        : “Kunaon Mang Aus hoyong icalan di dieu?”.
Mang Aus : “Hoyong kѐnging untung sakedik-sakedik mah , sambian
                      di damel di sakola”.
Rosyta       : “Sabaraha panghasilan dina sadinten tina icalan tѐh, mang?”.
Mang Aus : “Teu tangtos , aya kѐnging alit aya kѐnging ageung”.
Nadia        : “Upami tiiseun sok kѐnging sabaraha, mang?”.
Mang Aus : “Kirang ti dua ratus rѐbu”.
Rosyta       : “Oh, sabaraha mang, modal kanggo icalan tѐh?”.
Mang Aus : “Aya kana genep ratus rѐbu mah”.
Nadia        : “Ti tabuh sabaraha Mang Aus nyiapkeun dagangan kanggo
                      icalan?”.
Mang Aus : “Ti tabuh 4 subuh”.
Rosyta       : “Saha waѐ anu ngabantosan Mang Aus icalan di dieu?”.
Mang Aus : “Ku pun bojo sareng pun biang”.
Nadia        : “Biasana dimana Mang Aus osok balanja, kanggo mѐser
                      bahan – bahan kanggo icalan?”.
Mang Aus: “Upami balanja mah, osok di Pasar Ciawitali”.
Rosyta      : “Oh, kitu nya, mang. Ari anu di ical ku Mang Aus tѐh aya naon
                     waѐ?”.
Mang Aus : “Aya cimol, bala-bala, bola-bola hayam, gѐhu, cipuk, gorѐngan
                     tѐmpѐ jeung anu sѐjѐnna”.
Nadia        : “Upami teu sѐѐp osok di kamana keun ѐta icalan tѐh?”.
Mang Aus : “Mun teu sѐѐp mah osok di candak ka bumi atanapi osok
                     dibagikeun ka barudak anu di lembur”.
Rosyta      : “Oh , kitu nya mang. Mung sakitu waѐ mang, wawancara ti abdi
                     sareng rѐrѐncangan. Hatur nuhun pisan kana waktosna mang.
                     Hapunten, bilih aya cariosan anu teu mareunah sareng tos
                     ngaganggu!”.
Mang Aus : “Nya, sami-sami nѐng”.
Rosyta  sareng Nadia : “Assalammu’alaikum”.
Mang Aus : “Wa’alaikumsalam”.                  

Rangkaian Komponen Listrik



Rangkaian Komponen Listrik
         Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Salah satu contoh listrik dinamis adalah baterai. Baterai mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif (+) adalah ujung baterai dengan tonjolan kecil. Sementara, kutub negatif (–) adalah ujung baterai yang rata (biasanya mengilap). Jika kedua kutub dihubungkan dengan kabel, elektron mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Aliran elektron ini disebut arus listrik. Ketika arus listrik melewati  lampu, arus listrik menyebabkan lampu menyala. Ketika salah satu ujung kabel dilepas dari kutub baterai, lampu akan mati karena elektorn tidak dapat mengalir. Arus listrik hanya dapat menyala pada rangkaian tertutup. 
Ø Macam-macam Rangkaian Listrik
Rangkaian komponen listrik terbagi menjadi 3 rangkaian, diantaranya ialah :
1. Rangkaian Listrik Seri
       Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel penghubung).
       Selain memeliki kelebihan, rangkaian listrik seri juga memiliki suatu kelemahan, yaitu jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu dirangkai seri, maka input dari lampu satu akan datang dari output lampu yang lain. Jika salah satu lampu dicabut atau rusak, maka lampu yan lain akan ikut padam. Berikut ini adalah contoh gambar rangakian listrik seri.

 



1.     Rangkaian Listrik Paralel

 Rangkaian Listrik Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya ialah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
       Rangkaian paralel terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih dihubungkan secara berjajar. Kutub lampu sejenis dihubungkan ke kutub baterai yang sama. Pada rangkaian paralel jika salah satu lampu diputuskan ( mati ), lampu yang lainya tetap menyala. Hal ini terjadi karena lampu yang lain masih terhubung dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar di samping, jika saklar 1 (s1) dimatikan maka yang mati hanya lampu 4 dan 5 sedangkan lampu 1, 2, dan 3 tetap menyala. Jika saklar 2 (s2) dimatikan yang mati hanya lampu 1, 2, dan 3 sedangkan lapu 4 dan 5 tetap meyala.

 

1.     Rangkaian Listrik Campuran
      Rangkaian listrik campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian paralel. Rangkaian listrik campuran ini bisa disebut juga dengan rangkaian kombinasi.
Perhatikan gambar di bawah ini.





Pada rangkaian listrik dengan garis merah menunjukkan rangkaian seri, jika saklar 3 dimatikan maka lampu 4 dan lampu 3 akan mati. Sedangkan rangkaian listrik dengan garis biru menunjukan rangkaian paralel. Jika saklar 1 dimatikan lampu yang mati hanya lampu 1 saja, demikian juga jika saklar 2 dimatikan lampu yang mati hanya lampu 2 saja.
 

(Rosyta Sudrajat Sutan) Follow : @GaemGyu_89 ^^